Subscribe:

Penulis Injil / Bible

Kitab ini diturunkan pada Nabi Isa a.s dalam bahasa Yahudi Kuno (Ibrani lebih tepatnya Aramaic)
Perlu diketahui bahwa ketika Yesus diutus, wilayah Palestina itu di bawah jajahan koloni Kerajaan Romawi, yang di dalamnya juga banyak orang Yunani.Ketika Yesus disalib, berita penyalibannya itu menyebar ke seluruh penjuru Timur Tengah hingga daratan Eropa (terutama Yunani). Banyak orang yang ingin mengabadikan peristiwa tentang Yesus itu, dan menggunakan bahasa yunani sebagai bahasa resmi di Jerusalem pada saat itu padahal bahasa asli Yesus sendiri adalah bahasa Aram (Aramaic) yang diperkirakan bahasa aram tersebut sudah punah.  
Bukan cuma sastrawan Yunani dan Romawi saja yang mengabadikan kisah yesus  tetapi juga ada sastrawan dari Timur Tengah sendiri. Terbukti ditemukannya 45 injil tentang Yesus (41 apokrif dan 4 kanonik). 
Hanya saja waktu itu pengaruh kekuasaan Romawi begitu kuat, sehingga hanya 4 injil saja
yang diakui oleh Gereja Kristen Awal sebagai kanon Perjanjian Baru. 
Ke-4 injil Kristen ini banyak mengutip ayat2nya dari Septuaginta  Perjanjian Lama berbahasa Yunani, disamping gagasan2 pengarangnya sendiri, dan sudah terbukti kebusukannya (Baca: Distorsi Kanonik Markus Matius Lukas dan Yohanes  



Dalam Perjanjian Baru banyak terdapat kata "Bapa", "Anak", dan "Roh Kudus".
Istilah istilah tersebut  ini sebenarnya dikutip oleh para pengarangnya dari Septuaginta Perjanjian Lama berbahasa Yunani, karena di Perjanjian Lama sendiri kata kata tersebut juga banyak dijumpai. Hanya saja orang orang Yahudi tidak mempertuhankan manusia dan Roh Kudus, tidak seperti Kristen sekarang yang lebih mengandalkan yesus bahkan roh kudus.

Padahal justru roh yesus sendirilah yang melarang penyebaran injil ke asia termasuk indonesia tentunya

"Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka,” Kisah Para Rasul 16:6-7

Adapun mengenai penuhanan terhadap Yesus dan Roh Kudus, yang tergabung dalam konsep Trinitas, sesungguhnya merupakan karangan tokoh2 Gereja Kristen Awal Kemudian yang dipelopori oleh Paulus Tarsus untuk menyesatkan umat manusia. Dan gagasan tentang konsep Trinitas ini sesungguhnya merupakan adopsi dari ajaran2 Trinitas yang sangat populer pada saat itu, yaitu:

1. Ajaran Trinitas di Mesir: Iziris, Auzuris, dan Huris.                  
2. Ajaran Trinitas di India: Brahma, Wisynu, dan Syiwa.
3. Ajaran Trinitas di Yunani: Zeus, Poseidon, dan Pedos.
4. Ajaran Trinitas di Romawi: Jupiter, Nipton, dan Pluton.

Jadi, injil2 yang ada dalam Alkitab sekarang itu jauh lebih banyak bohongnya ketimbang apa yang sebenarnya dialami oleh Yesus/Nabi Isa as sendiri. Banyak sekali pernyataan2 Yesus yang sebenarnya merupakan karangan dari sastrawan Yunani dan Romawi tersebut.
Kitab pertama yang asli telah dimusnahkan oleh Paulus dari Gereja Pauline pada 325 M. Semua naskah Injil yang bertentangan dengan Injil resmi kerajaan Romawi saat itu dibakar. Siapa saja yang memiliki salinan naskah asli dihukum mati. Kitab Injil tertua saat ini ada dalam bahasa Yunani Kuno, bukan Yahudi kuno (Ibrani), yang terdiri dari:

Kitab Perjanjian Lama (Old Testament) yang berisi Taurat dan Zabur
Kitab Perjanjian Baru (New Testament) yang berisi Injil Markus, Matius, Lukas dan Yahya, perkataan     Nabi Isa dan surat pendakwah (Paulus)

Injil Yesus yang masih misteri
Yesus punya 12 murid utama dan 70 murid biasa. Tapi dari Yesus dan ke 82 Muridnya hanya diakui empat Injil padahal banyak Murid Yesus yang menulis Injil. 

Yesus pun diduga menulis Injil sendiri.
Ke empat injil itu adalah Markus, Matius, Lukas, Yohanes. Naskah paling kuno keempat Injil ini adalah bahasa Yunani, Padahal Yesus ngomong pakai bahasa Ibrani mengingat yesus diutus Allah ke Orang Israel / Yahudi di daerah yang berbahasa Ibrani.

Dari keempat Injil ini Injil Yohanes yang paling beda karena dipengaruhi filsafat Yunani seperti pada paragraf 1 Injil Yohanes tentang Firman atau logos. meskipun begitu Injil satu dengan yang lain juga saling bertentangan. Klik disini tentang Misteri penulis Injil dan Filsafat Logos.

"Demikianlah Yesus berkeliling kota dan desa, ia mengajar dalam rumah-rumah ibadah dan memberitakan Injil, kerajaan surga dan melenyapkan penyakit" (Matius 9:35).

"Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di baitullah dan memberitakan Injil" (Lukas 20:1)


"Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia," (lukas 8:1)
"Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
"Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea." Lukas 4:43-44


Namun entah sejak kapan injil versi yesus tidak di gunakan lagi, sampai hari ini injil yang di imani oleh kristen adalah versi markus, matius, lukas dan yohanes, sementara keempat Injil yang ada sekarang adalah hasil keputusan Konsili Nicea / Eropa tahun 300-an SM, keputusan manusia bukan keputusan Allah!, dimana dari puluhan / ratusan Injil yang ada hanya dipilih empat Injil, sementara Injil-injil yang lain dilarang dibaca.

Paulus sendiri dalam suratnya mengatakan : 

"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,"
"yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus."
"Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia."
"Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia."  (Galatia 1:6-9)


Jadi dengan tegas paulus mengutuk injil lain yang berbeda dengan injil versi dirinya walaupun injil tersebut di bawa oleh malaikat dari sorga.



Siapakah Yang Menulis Kitab Injil?
Di dalam kitab Injil terdapat 2 bagian yaitu Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru. Namun begitu Umat Kristian melarang penganutan terhadap Kitab Perjanjian Lama. 
Sebelum diadakan usaha-usaha membentuk kitab Perjanjian Baru, kitab Injil terdiri daripada 75 bab/surah. Surah ini dikarang oleh perorangan atau kumpulan pendeta. 
Inilah yang menyebabkan kitab tersebut mengandung banyak pertentangan dan perbedaan yang serius dan nyata. Pengumpul-pengumpul isi kitab tersebut juga tidak hidup pada zaman Nabi Isa atau tatkala Nabi Isa masih hidup. Kebanyakan mereka lahir 20-40 tahun setelah peristiwa penyaliban. Kitab Perjanjian Baru ini baru ada setelah persidangan Nicea pada tahun 325 M, di mana seluruh pemuka gereja berkumpul guna menetapkan kembali isi kitab Injil. 
Hanya 27 risalah saja dari sekian banyak risalah yang "dianggap benar" untuk selanjutnya dijilid menjadi kitab Perjanjian Baru.

Kitab perjanjian ini terdiri dari sejarah dan pelajaran. Bagian sejarah terkandung dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yahya. Sementara bagian pelajaran terdiri dari 21 risalah ,yaitu: 14 risalah Paulus, 3 risalah Yahya, 2 risalah Petrus, 1 Yakub dan Yahuda.


KEPASTIAN NAMA PARA PENULIS
"Nama penulis Injil asli tidak diketahui dengan pasti. Kecuali kitab Nehemia yang ditulis oleh Nehemia sendiri" (M.E.Kemp, Bible Qustions and Answers Edisi Indonesia: Tanya Jawab Alkitab). 


Para teolog Kristen sudah angkat tangan karena tidak pernah sedikitpun menemukan petunjuk atau informasi yang mengarah kepada kepastian siapa pengarang atau penulis Injil, terutama kitab-kitab Perjanjian Lama. Musa sendiri tidak pernah menulis Kitab Ulangan, karena beliau tidak pernah menyeberangi sungai Yordan. 
Seluruh kitab Musa yang asli dipahatkan dengan sangat jelas di tepi satu mezbah/altar (Ulangan 27, Yosua 8: 32) yang terdiri dari 12 batu sesuai dengan 12 Imam. Hal ini berarti kitab Nabi Musa yang asli jauh lebih kecil daripada kitab yang beredar saat ini.

Penerbit COLLINS dalam alkitab Revised Standard Version tahun 1971 hal 12-17 menyebutkan bahwa sebagian besar kitab Perjanjian Lama tidak diketahui penulisnya, sebagian lainnya diragukan, dan sebagian lagi sama sekali tidak diketahui sejarahnya. Ir. M Herlianto dalam diktat Kursus alkitab dan Teologi yang berjudul "PENGANTAR PERJANJIAN LAMA" yang diterbitkan oleh Laymen Devekopment Foundation menyebutkan bahwa penulis Alkitab masih tetap kontroversial:

MARKUS
Lembaga Biblika Indonesia mengakui bahwa sampai saat ini penulis Injil Markus tidak jelas, meski ada dugaan penulisnya bukan Yesus dan bukan murid Yesus, tapi diduga murid Petrus. Injil ini ditulis sekitar tahun 65 atau 70 M.

Injil Markus adalah kitab kedua Perjanjian Baru. Meskipun ini merupakan kitab kedua, kitab ini dianggap yang tertua oleh para pakar Alkitab. Injil Markus termasuk Injil Sinoptis.
Penulis Injil ini adalah Markus, yang disebut juga Yohanes (cf. Kisah Para Rasul 12:12, 12:25, 15:37), kemenakan Barnabas, rekan sekerja Paulus (cf. Kolose 4:10, yang disebut Petrus sebagai "anaknya", kemungkinan besar merujuk pada istilah anak rohani, atau semacam muridnya. (1 Petrus 5:13).
Markus menulis Injil ini terutama untuk orang-orang Grika dan bangsa-bangsa lainnya yang berbicara bahasa Yunani di kekaisaran Romawi, berbeda dengan Matius yang menulis untuk orang-orang Yahudi. 

Hal ini dapat dilihat dari pilihan kata yang digunakan, referensi-referensi Perjanjian Lama yang dicantumkan, penjelasan tentang adat-istiadat orang Yahudi yang ditujukan kepada kaum non-Yahudi. 
Markus juga menggunakan istilah Anak Alah untuk menyebut Tuhan Yesus (Markus 1:1), bandingkan dengan Matius yang menggunakan istilah Anak Daud (Matius 1:1) dan Lukas yang menggunakan istilah Anak Manusia dan Firman.

MATIUS
"Tradisi kuno menganggap bahwa Injil ini berasal dari rasul Matius, tetapi para ilmuan dewasa ini menolak pendapat ini. Pengarangnya secara tepat masih dapat diberi nama Matius. 

Dia menyontek Injil Markus secara bebas. Padahal ketika Yesus mengajar, Markus adalah anak yang masih ingusan yang belum pernah bertemu Yesus" (J.B Philips, The Goespels Translated into Modern English). 
Para misionaris bersikukuh bahwa injil Matius ditulis oleh murid Yesus yang bernama Matius yang berprofesi sebagai pemungut cukai, tapi ditentang oleh para teolog lainnya. Sebab menurut perhitungan teolog, waktu Yesus lahir, Matius sudah berumur 5 tahun, tapi baru menulis Injil pd usia 55 tahun. Berarti ia harus memiliki ingatan yang luar biasa kuat untuk merekam setiap detil kejadian 50 tahun sebelumnya.
Nama Injil Matius diambil dari nama pendeta Matius dari gereja Alexandria Mesir dalam bahasa Hebrew. Beliau dipercayai sebagai orang pertama yang menghasilkan risalah kandungan sejarah. 
Hasil karangan Matius ini dikarang 20 – 27 tahun setelah peristiwa penyaliban 'tuhan'. Bahkan kitab asli karangan Matius sendiri telah hilang, ini diakui sendiri oleh umat Kristian. 
Setelah itu injil dalam Bahasa Yunani dijumpai, dan dikatakan sebagai Injil karangan Matius. Banyak tokoh Kristian menolak pendapat bahwa Injil ini merupakan karangan Matius, tetapi sebaliknya merupakan karangan gurunya, Petrus.
 
LUKAS
Tak ada satupun keterangan yang menyatakan Lukas sebagai murid Yesus. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Lukas adalah dokter (tabib) pribadi Paulus. Makanya tidak mengherankan jika dalam Injil Lukas ini (kisah rasul-rasul) terlihat sekali Paulus sangat diagung-agungkan, bahkan mendapat gelar Hermes, nama salah seorang dewa Romawi yang terkenal. Pertanyaan sederhana saja, benarkah Lukas yang menulis Injil itu, atau Paulus, tapi menggunakan nama Lukas?

Injil Lukas diambil dari nama pendeta Lukas dari tahun 25 – 30 M. Beliau juga tidak pernah bertemu yesus. Banyak tokoh Kristian sendiri mengakui bahwa Injil karangan Lukas merupakan fakta palsu yang bukan merupakan ajaran yesus. Sebenarnya beliau mengarang injil ini disebabkan tekanan gereja waktu itu. Begitu juga dengan Markus dan Yahya. Kesemuanya tidak pernah hidup sezaman dengan yesus.

Melalui tulisan lukas sendiri dalam kitab lukas 1:1 dapat ditarik kesimpulan bahwa lukas hanyalah merangkum kitab berdasarkan kepada cerita dari "mereka" yang tidak jelas siapa dan lukas mempertegas bahwa tulisanya bukanlah berasal langsung dari yesus itu sendiri.

"Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,"
"seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman."
"Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu," Lukas 1:1-3

 
YOHANES
"Memang ada banyak kejadian yang diceritakan dalam Injil Yohanes yang berpijak pada fakta sejarah, termasuk peristiwa penyaliban Yesus. Tetapi itu semua sudah melewati penyulingan otak penginjil terkait, lalu keluar dalam keadaan sudah berubah" (Crawford Burkitt, sarjana teolog Prancis). 

LAI dalam Injil Yohanes edisi studi pada halaman 7 mengatakan bahwa Injil Yohanes/Yahya tidak diketahui sama sekali siapa penulisnya. 
Karena Yahya sang pembabtis sudah dibunuh oleh raja Herod Agrippa II semasa Yesus masih hidup. 
Sedangkan Yahya bin Zabdi salah seorang murid Yesus konon juga sudah tewas dalam penjara pada tahun 67M. Pendeta Gaius menyakini bahwa penulis Injil Yohanes adalah seorang Gnostik bernama Cerinthus. Ia kemungkinan besar adalah seorang anggota penuh jemaat Nikolaus yang telah jauh terlibat dalam konspirasi pembentukan agama kristen. 
Kitab Injil Yahya diambil dari nama pendeta Yahya atau lebih dikenal sebagai Yohanes. Beliau merupakan putera saudara perempuan Maryam yaitu ibu yesus. Yahya mengarang injilnya dalam bahasa Yunani antara tahun 45 – 65 M. Banyak pendeta meragukan kandungan Injil Yohanes ini. 
Bahkan Encyclopedia Britanica menegaskan bahwa Injil yahya tidak syak lagi di karang oleh seorang mahasiswa Institusi Iskandariah dan bukannya karangan Yahya.
 
Bukti bahwa Injil Yohanes adalah sebuah karya Gnostik adalah:

Teologi Pagan menurut Poimandres, berdasarkan tulisan Hermetik, dewa Pagan yang disembah para agama Pagan digambarkan sebagai akal (Yunani: Nous) dan firman (Yunani: Logos). Tuhan sebagai akal memancarkan firman yang hidup dan menjadi anak Tuhan. Hal ini persis ditemukan dalam Injil Yohanes 1: 1-5.
Teologi Kultus Kesuburan, Tuhan berinkarnasi menjadi anaknya sendiri yang berjalan di atas bumi dalam bentuk manusia, dibunuh dan dibangkitkan kembali. Sebagai penjelmaan dari panen dan kehidupan tumbuh-tumbuhan. Silahkan lihat Yohanes 1:14.


Teologi Dualisme. Doktrin-doktrin Majusi persia meyakini bahwa Tuhan (Ahura Mazda) telah menjadikan Mitra, Tuhan kebenaran dan Cahaya sebagai zat yang memiliki keagungan yang sejajar dengan dirinya. Silahkan pelajari Injil Yohanes 1:6-14.

Persoalan mengapa di dalamnya berisi Taurat juga tidak dapat dijawab dengan pasti. Ini mungkin juga merupakan bukti bahwa bangsa Yahudi selalu ingin memalsukan fakta Injil asli, karena mereka, orang-orang Yahudi itu, senang bila dapat menyesatkan kaum Kristian dari ajaran asli Nabi Isa, dan nampaknya mereka berhasil melakukannya.


Sejatinya εὐαγγέλιον (dibaca eVanggelion) bukanlah injil yang diwahyukan kepada nabi Isa as, dan istilah "injil" tidak ada dalam bible versi ibrani maupun yunani. Umat kristen sengaja mencatut dan memprogandakan istilah injil εὐαγγέλιον yang isinya adalah novel biografi Yesus dicocok-cocokin dengan wahyu Firman Tuhan yang diturunkan kepada nabi isa as.

Modus yang dilakukan mulai dari penyesatan pembacaan εὐαγγέλιον (yang seharusnya eVanggelion) menjadi dibaca euanggelion supaya mirip bacaannya dengan Injil yang ditulis di Al Qur’an hingga propaganda bahwa semua literatur pada jaman Yesus adalah menggunakan bahasa yunani walaupun bertentangan dengan keterangan di “kitab suci”nya sendiri di YOH 19:20.


Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam BAHASA IBRANI, BAHASA LATIN DAN BAHASA YUNANI.(YOH 19:20)


Tak cukup dengan itu saja, Yesus pun juga dipropagandakan berbahasa Yunani dengan alasan bahwa bahasa Yunani adalah bahasa lingua franca di Israel, padahal keterangan di “kitab suci”nya menerangkan bahwa Yesus senantiasa menggunakan bahasa Ibrani


[Kisah 26:14] Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam BAHASA IBRANI: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang


ADANYA 'SISA-SISA' UCAPAN YESUS DALAM BAHASA ASLINYA

[Matius 27:46] Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “ELI, ELI , LAMA SABKHATANI ?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?


[Markus 15:34] Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?


[Markus 7:34] Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “EFATA!”, artinya: Terbukalah!


[Markus 5:41] Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “TALITA KUM,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!”


[Yohanes 1:42] Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan KEFAS (artinya: Petrus).”


Ini menunjukkan bahwa εὐαγγέλιον (euaggelion) Matius, Markus, Lukas dan Yohanes adalah kitab HASIL TERJEMAHAN dari para pengarangnya yang tak pernah mengira bahwa suatu ketika, "karangan" mereka bisa menjadi kitab suci!

KESAKSIAN DARI PARA BAPA GEREJA
Papias, (Eusebius, H.E. 3.39.16)
”Matius mengumpulkan ucapan ucapan Yesus dalam bahasa ibrani ,dan tiap tiap kata dari kalimatnya ditafsirkan sebisa mungkin.”

Irenaeus, (Adv. Haer. 3.1.1)
“Matius mengeluarkan “eVanggelion” untuk orang orang yahudi ditulis dalam dialek mereka sendiri …”
Eusebius, (H.E. 3.24.6)
“Matius pertama tama berdakwah kepada orang orang yahudi, dan ketika ia memulai pekerjaan kepada bangsa lain dia menyampaikannya dalam bentuk tulisan dalam bahasa asli “eVanggelion” menurut dirinya sendiri, dan dengan demikian tulisan tulisannya tersedia kepada mereka walaupun dia tidak bisa hadir menunjukkan bahwa “eVanggelion” pertama kalinya ditulis dalam bahasa ibrani. BUKAN bukan bahasa Yunani."
 

Persidangan Nicea
Menurut perkiraan para ahli sejarah, kitab Injil yang masih asli belum diikuti campur tangan para pendeta, masih ada hingga 325 M. Namun setelah tahun 325 M, kitab ini mulai dinodai oleh Raja Konstantin Roma melalui mekanisme Persidangan Nicea. Karena semasa persidangan ini terdapat perdebatan dan pertentangan pendapat mengenai ketuhanan dan kenabian Isa, perdebatan dalam ajaran pokok akidahnya. Satu pendapat (Golongan Arius) mengatakan bahwa Nabi Isa hanyalah seorang manusia dan Nabi yang membawa ajaran agama dari Tuhan. Satu pihak lagi mengatakan bahwa Nabi Isa ialah “anak Tuhan”.

Pendapat tentang Isa “anak Tuhan” ini didukung oleh pihak gereja dari Alexandria yang diketuai oleh penolong Bishop Iskandariah bernama Athanasius.

Raja Konstantin mempunyai niat tersirat untuk campur tangan dalam hal agama, demi menjaga hak politiknya agar tidak jatuh ke tangan orang lain. Semasa persidangan tersebut, sebanyak 2048 orang Uskup telah hadir untuk membincangkan perselisihan pendapat mengenai Nabi Isa.

Sebanyak 1730 orang telah setuju bahwa Nabi Isa adalah seorang manusia biasa yang diutus Allah, 318 orang mengatakan bahwa Isa ialah Anak Tuhan. Walau bagaimanapun majoritas pendapat ini ditolak mentah-mentah Raja Konstantin dan mengambil pendapat minoritas, yaitu Nabi Isa adalah seorang anak Tuhan.

Arius ketua pendukung bahwa Nabi Isa bukan anak Tuhan.
Arius (250-336 M) adalah salah seorang murid utama Lucian berbangsa Libya yang juga bersama-sama dengan gurunya menegakkan ajaran Tauhid kepada Allah, Arius merupakan seorang presbyter (ketua majelis agama/gereja) digereja Baucalis Alexandria, salah satu gereja tertua dan terpenting di kota itu pada tahun 318 M.

Sejak mangkatnya Lucian pada tahun 312 M ditangan orang-orang gereja Paulus, perlawanan Arius terhadap doktrin Trinity semakin memuncak, dan dalam perjuangannya ini, Arius mendapatkan dukungan dua orang saudara Kaisar Constantin yang bernama Constantina dan Licunes.

Penentangan Arius Terhadap Teori Trinitas
“Jika Jesus itu benar-benar anak Tuhan atau Tuhan itu sendiri, maka Bapa harus ada lebih dahulu. Oleh karena itu harus ada “masa” sebelum adanya anak. Artinya anak adalah makhluk. Maka anak itu pun tidak selamanya ada atau tidak abadi. Sedangkan Tuhan yang sebenarnya haruslah abadi, berarti Jesus tidaklah sama dengan Tuhan.“

Atas pandangan Arius tersebut, sebanyak 100 orang pendeta Mesir dan Libya berkumpul untuk mendengar pandangan Arius. Dalam kesempatan ini Arius mengemukakan kembali pendangannya:

“Ada masa sebelum adanya Jesus, sedangkan Tuhan sudah ada sebelumnya. Jesus ada kemudian, dan Jesus hanyalah makhluk biasa yang bisa binasa seperti makhluk-makhluk lainnya. Tetapi Tuhan tidak mungkin binasa!”

Arius memperkuat pendapatnya dengan sejumlah ayat-ayat Bible seperti Yohanes 14:8, “Bapa lebih besar daripada Jesus”; Seandainya kita mengakui bahwa Jesus adalah sama dengan Tuhan, maka kita harus menolak kebenaran ayat Yohanes tersebut.

Pendapat Arius ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: "Jika Jesus memang “anak Tuhan”, maka akan segera disertai pengertian bahwa “Bapak Tuhan” haruslah ada terlebih dahulu sebelum adanya sang “Anak”.

Oleh sebab itu tentulah akan terdapat jurang waktu ketika “Anak” belum ada. Oleh karena “Anak” adalah makhluk yang tersusun dari sebuah “esensi” atau makhluk yang tidak selalu ada. Sementara Tuhan merupakan zat yang bersifat mutlak, kekal, tidak terlihat dan berkuasa, maka Jesus tidak mungkin bisa menjadi sifat yang sama sebagaimana sifat Tuhan.

Argumen Arius ini tidak dapat dilawan lagi, maka mulai tahun 321 M Arius dikenal sebagai seorang presbyter pembangkang. Ia mendapat banyak dukungan dari Uskup-uskup di daerah Timur. Hal ini membuat Alexandria (yang pernah menghukum mati Origen tahun 250 M) menjadi semakin marah.

Arius pula orangnya yang sangat menentang keras keputusan Nicea tahun 325 M, sehingga senantiasa mendapatkan tantangan dari orang-orang gereja Paulus. Pada tahun 336 Arius dibunuh di Constantinopel dalam satu muslihat yang licik.

Setelah pembunuhan ini segala usaha menentang trinitas dilawan habis-habisan. Naskah Injil diseragamkan. Naskah yang tidak sama dengan milik Gereja Pauline dimusnahkan dan dihapuskan dari bumi Kerajaan Romawi. Inilah sejarah awal tersesatnya ajaran Kristian.

Tentang Bible
Dalam persidangan Nicea, beberapa Doktrin diperkenalkan, diantaranya Doktrin Trinitas dan Doktrin Penebusan Dosa. Konsep Trinitas sebenarnya telah direka oleh Athanasius, seorang pegawai Gereja Mesir dari Iskandariah, diterima oleh Majelis Nicaea pada 325 M.

Konsep Trinity [KeEsaan Tiga] ini serupa filsafat Plato, kepercayaan Yunani, "Neo-Platonisme” yang mempercayai “Tiga Kekuatan”. Kemungkinan doktrin trinitas tertulari kepercayaan Yunani kuno ini. Trinity yang di pelopori oleh Paulus merupakan ajaran agama Yunani-Romawi, yaitu kerajaan yang berkuasa di Roma pada masa itu. Jadi paham trinitas dari Katolik Roma atau pun aliran kristen yang lain jelas merupakan hasil proses masuknya ajaran lain dalam ajaran Isa, dan bukannya ajaran asli Nabi Isa sendiri!

Begitu juga dengan Dokrin Penghapusan Dosa yang dipelopori Gereja Alexandria di mana mereka mengatakan bahwa Nabi Isa telah disalib demi tujuan menyelamatkan seluruh umat manusia. Ajaran ini juga jelas hasil proses masuknya ajaran agama romawi Kuno. Hari Minggu yang dianggap hari Suci bagi agama Kristian merupakan hasil pengaruh daripada Kepercayaan ini dan tanggal 25 Desember yang diperingati sebagai Natal, Sebenarnya merupakan tanggal kelahiran tuhan Matahari mereka yaitu “Mithra” dan jelas bukan tanggal lahir Nabi Isa.

Mulai tahun 1582 di Rheims, Bible diterjemahkan dari bahasa Latin berdasarkan Bible Versi Tyndale (yang digunakan Gereja Katolik Roma), juga dikenali sebagai Roman Chatolic Version. Ini merupakan versi bible yang tertua yang dikenal.

Sejak itu sebanyak 4 kali terjemahan telah dibuat. Pada tahun 1611 King James-I telah memerintahkan supaya dilakukan penulisan ulang karena terdapatnya pertentangan-pertentangan yang meragukan. Versi penulisan ulang ini kini dinamakan King James Version (KJV) yaitu dengan tidak memasukkan 7 buku kecil (bab). Versi ini selanjutnya dirilis ulang pada tahun 1881 dan diperbaharui pada tahun 1952 dan 1971. kedua Versi terakhir ini dinamakan Revised Standard Version (RSV).

Collin yaitu percetakan yang mengeluarkan Revised Standard Version (RSV) melaporkan bahwa:
“Meskipun begitu, Versi Raja James memiliki cacatan-cacat yang serius, dan cacat ini ada terlalu banyak dan terlalu serius sehingga satu penulisan ulang masih benar-benar diperlukan.”

Pada masa kini terdapat lebih kurang 1.500 naskah Bible pelbagai bahasa, telah diterjemahkan ke dalam bahasa ibu suatu negara dan ethniknya. Bagaimana pula jauhnya penyimpangan mengingat keterbatasan kosakata setiap bahasa? Dan manakah yang bisa dijadikan standar pengajaran?

Umat Kristian sendiri ada yang secara jujur dan arif mengakui bahwa Injil telah dinodai oleh tangan mereka sendiri. Bagaimanakah umat Kristian di Indonesia, apakah berani sejujur ini?

1. The Bible Society Of Singapore, Malaysia & Brunei 1987 Perjanjian Baharu Berita Baik Untuk Manusia Modern - Pendahuluan:

“…….Walaupun kandungan kitab-kitab ini berlainan, tetapi diseluruh kitab ini pokok fikirannya satu. Kesatuannya ialah bahwa kasih Allah telah dinyatakan kepada manusia dengan perantaraan Yesus Kristus."
“Tiap-tiap kitab didahului oleh pendahuluan, yang menerangkan pokokfikiran dan garis besar kitab itu. Ayat yang ditandai dengan [ ] bererti ayat tersebut tidak terdapat pada naskah perjanjian Baharu yang tertua dan terbaik."

Contoh ayat-ayat yang memiliki tanda [ ] dalam Perjanjian Baru:
1. Matius 6 : 13
[Engkaulah raja engkaulah,dan engkaulah yang mempunyai kuasa dan kemuliaan selama-lamanya]

2. Matius 23 : 14
[alangkah dasyatnya bagi kamu guru-guru Taurat dan orang Farisi: kamu munafik!, kamu memperdayakan janda-janda dan merampas rumah-rumah mereka, lalu berpura-pura berdoa panjang-panjang, sebab itu, hukuman kamu akan menjadi lebih berat!]

3. Markus 7 : 15
[Sebab itu, jika kamu bertelinga, dengarkanlah!]

4. Markus 10 : 44 & 46
[Di sana ulatnya tidak mati-mati dan apinya tidak padam-padam] 44 [Di sana ulatnya tidak mati-mati dan apinya tidak padam-padam] 46

5. Lukas 17 : 36
[Dua orang laki-laki yang sedang berada di ladang: seorang akan, seorang lagi ditinggalkan]

6. Lukas 22 : 19 – 20
”inilah tubuhku [yang diberikan untuk kamu. Buatlah sedemikian untuk memperingati aku. "…. cawan ini ialah perjanjian Allah yang Baharu, yang dimenteraikan dengan darahku, darah yang ditumpahkan untuk kamu]

7. Lukas 22 : 43 – 44
[Seorang malaikat tampak kepadanya dan menguatkannya karena penderitaan nya lebih tekun lagi dia berdoa, sehingga peluhnya menitik ke tanah seperti darah]

8. Lukas 23 : 17
[Pada tiap perayaan paskah, Pilatus melepaskan seorang tahanan bagi rakyat]

Bukti di atas merupakan sebagian saja yang telah ditambah sehingga timbul pertanyaan: berapa banyakkah sebenarnya jumlah ayat yang telah ditambah, atau bahkan dikurangi? Tidak ada yang mengetahuinya secara pasti!

Sejarah telah jujur dan nyata membuktikan bahwa Injil telah mengalami banyak perubahan selama berabad-abad. The Revised Standard Version 1952 & 1971, The New American Standart Bible dan The New World Transalation Of The Holly scriptures telah menghapuskan beberapa ayat dalam The King James Version. Reader’s Digest telah mengurangi isi kandungan Kitab Perjanjian Lama sebanyak 50 % dan Kitab Perjanjian Baru sebanyak 25 %. Persoalan yang kemudian timbul adalah:

    Dari manakah datangnya ayat-ayat di atas?
    Siapa yang mengarang ayat tersebut?
    Sebenarnya ayat mana saja yang masih perlu diuji kesahihannya?


“Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.” (QS. Al Imran[3]:78)

Contoh peristiwa besar yang bertentangan dengan akal atau ayat yang saling bertentangan di antaranya adalah:

1. Nabi Daud berzina dengan istri orang lain
“Dan Nabi Daud mengantar para utusan, dan mengambilnya (isteri Uriah); lalu ia datangi dan tidur bersama maka setelah perempuan itu membersihkan dirinya, lalu kembali ke rumahnya. Dan wanita itu telah hamil, lalu mengirim dan memberitahu Daud dan katanya saya bersama bayi.” (II Samuel 11: 4-5)

Mungkinkah ini ayat dari Allah? Atau ditulis oleh rasul suci ? Pikirkanlah!

2. Nabi Nuh Mabuk dan Bugil
”Dan Shem dan Japhet mengambil sehelai pakaian, dan meletakan di atas bahu mereka, dan berjalan undur ke belakang dan menutup tubuh bapanya yang telanjang dan muka mereka membelakangi bapa mereka agar tidak melihat tubuh bapa mereka yang bugil itu. Dan Nuh tersadar dari araknya, dia tahu apa yang telah dilakukan oleh kedua anaknya.” (Kejadian 9 23-24)

Apakah Allah mengutus Nabi Nuh yang digambarkan berperilaku seperti itu? Pikirkanlah! Mungkinkah ini penyelewengan yang dilakukan Yahudi untuk menyesatkan kaum kristian?

3. Kematian Yudas Pengkhianat, bandingkan!
“… Bila Yudas melihat Yesus telah dijatuhkan hukuman mati, dia menyesal lalu dia mengembalikan 30 uang perak upahnya kepada imam Yahudi; dan berkata : Aku telah berdosa mengkhianati orang yang tidak berdosa sehingga dihukum mati. Yudas melempar uang itu ke dalam bilik sembahyang , lalu dia menggantungkan diri." (Matius 27 : 3-5)

"Apa yang terjadi yaitu dengan uang yang diterima Yudas dari perbuatannya yang jahat itu, dia membeli sebidang tanah. Di situ dia tersungkur mati. Badannya terbelah dan perutnya terburai. Semua orang yang tinggal di Yerusalem mendengar kejadian ini.” (Kisah Para Rasul 1: 18-19)

4. Misteri Melki Sedek
“Adapun Malkisedek itu, yaitu raja di Salem dan Imam Allah Taala, yang sudah berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali daripada menewaskan raja-raja lalu diberkatinya Ibrahim.”

“Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi bagian sepuluh esa. Makna Malkisedik itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai.” Yang tiada berbapak dan tiada beribu, dan tiada bersilsilah dan tiada berawal atau berkesudahan hidupnya, melainkan ia disamakan dengan Anak Allah, maka kekallah ia imam selama-lamanya.” (Ibrani 7 : 1-3)

Jelas sekarang, bahwa Malkisedik seorang raja di Salem tanpa bapa dan ibu, malah tiada silsilahnya. Apakah cerita yang disebutkan dalam Kitab Injil ini benar ayat dari Allah atau cuma dongeng purba atau dongeng sebelum bobo buat adik bayi kita supaya tertidur?

Jika umat Kristian memuja kehebatan Yesus, memujanya sebagai anak tuhan, bahkan Tuhan itu sendiri - yang tidak berawal serta berakhir - maka kenapa Malkisedik yang sakti mandraguna ini tidak diangkat sebagai salah satu cabang Tuhan juga? mungkin bisa menjadi tokoh ke-4 memainkan peranan Tuhan.

Yesus ternyata tewas dibanding Malkisedik, Yesus masih dilahirkan oleh Mariam atas kekuasaan Tuhan Bapa, sementara Malkisedik tidak memiliki Bapa dan tidak memiliki ibu sama sekali, silsilahnya pun tidak ada.

Jika memang Malkisedik ini kekal. Dimana beliau sekarang berada dan apa yang tengah ia lakukan? Jadi masih mungkinkah kitab ini dipercaya, atau yang mempercayainya masih serupa mereka yang mempercayai keris, tanpa ilmu pengetahuan, hanya kebutaan?

Alkitab
Kitab Suci/Holy Bible dalam agama kristen terbagi dalam dua bagian, yaitu: Old Testament (Perjanjian Lama) dan New Testament (Perjanjian Baru). Literatur kristen dalam bahasa Indonesia menyebut salinan kitab suci ini dengan “Alkitab”.

Biblia, yang merupakan Kitab Suci dalam agama Yahudi, disebut oleh pemeluk kristen sebagai Perjanjian Lama dan merupakan bagian dari kitab suci agama kristen. Sedangkan Biblia tersebut terbagi atas tiga bagian, yakni: Torah dan Nebiim dan Kethubiim.

Kitab suci agama Yahudi itu disebut juga "Perjanjian“. Inti isinya termaktub dalam Sepuluh Perintah (Ten Commadments) seperti termuat dalam Keluaran (20: 1-12) dan dalam Ulangan (5:1-21), yang merupakan perjanjian Yahuwa dengan bani Israil.

Sepuluh Perintah itu termuat dalam dua buah Luh, yang dibawa turun oleh Nabi Musa dari puncak sebuah bukit batu di semenanjung Sinai, yang pada puncak yang terpandang suci itu Nabi Musa menerimakan perjanjian dari Allah Maha Kuasa (Yahuwa)

Di dalam hubungan perjanjian Yahuwa dengan bani Israil itu, Kitab Suci Al-Qur’an dari agama Islam menyebut „Perjanjian“ tersebut dalam berbagai Surah dengan al-Mitsaq , (Baqarah, 27; Ra’ad, 27; Nisak, 153; Maidah, 15; Baqarah, 63, 84,93; dan berbagai Surah lainnya), yang bermakna: Perjanjian.

Karena pihak kristen berpendirian bahwa ketetapan yang diberikan Allah Maha Kuasa kepada Jesus (Isa Al-Masih) itu pun merupakan perjanjian, maka lahir dua istilah dalam dunia kristen, yaitu : Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Perjanjian Baru (New Testament)
Perjanjian Baru merupakan kitab suci yang paling azasi dalam agama kristen sekalipun dunia kristen itu mengakui kitab suci agama Yahudi merupakan bagian dari kitab sucinya juga.

Perjanjian Baru itu terbagi atas empat bagian:

1. Gospels (himpunan Injil) terdiri atas empat Injil

    Injil Matius, karya Matius.
    Injil Markus, karya Markus.
    Injil Lukas, karya Lukas.
    Injil Yahya, karya Yahya.

2. Acts of Apostles (Kisah Rasul-Rasul) terdiri atas sebuah kitab saja, yang merupakan karya Lukas.

3. Epistles (himpunan Surat) terdiri dari 14 buah Surat Paulus (Rum, Korintus Pertama, Korintus Kedua, Galatia, Epesus, Pilipi, Kolose, Tesalonika Pertama. Tesalonika Kedua, Timotius Pertama, Timosius Kedua, Titus, Pilemon, Ibrani, 1 buah Surat Yakub (James), 2 buah Surat Peterus, 3 buah Surat Yahya, 1 buah Surat Yahuda.

4. Apocalypse (Wahyu) terdiri’ atas sebuah kitab saja, yang merupakan karya Yahya.

    Injil Matius
    93     halaman

    Injil Markus
    60     halaman

    Injil Lukas
    97     halaman

    Injil Yahya
    74     halaman

    Kisah Rasul-Rasul
    90     halaman

    Surat Paulus
    216     halaman

    Surat-Surat Lain
    43     halaman

    Kitab Wahyu
    45     halaman

    JUMLAH     718     halaman

Perbandingan luas isi dari keempat bagian Injil itu, dengan meminjam Kitab Perjanjian Baru cetakan 1955 yang diterbitkan Gedung Alkitab di Jakarta, tercatat sebagai berikut:

Melihat perbandingan luas isi di atas dapat disimpulkan bahwa himpunan Surat-Surat Paulus itu merupakan bagian yang sangat dominan di dalam Perjanjian Baru. Hal, ini tentu saja, mengundang tanya; siapakah sesuangguhnya Paulus itu?

Synoptic Gospels
Keempat Injil di atas itu adalah tulisan empat tokoh mengenai peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Jesus, semenjak lahir sampai menjalankan missinya dalam wilayah Galelia (Palestina Utara) dan terakhir dalam wilayah Judea (Palestina Selatan).

Tiga Injil yang pertama (Matius, Markus, Lukas) itu disebut dengan Synoptic Gospels, yakni Injil-Injil yang hampir bersamaan isinya.

Sekalipun dijumpai perbedaan-perbedaan kecil di sana sini mengenai urutan Silsilah, urutan Kejadian, ragam Peristiwa, akan tetapi dalam rangka keseluruhannya hampir bersamaan.

Kalangan Sarjana-sarjana-Bible (Biblical Scholars), yang melakukan penelitian secara intensif terhadap satu persatu Injil itu, menyimpulkan bahwa masing-masing penulis Injil sama-sama memungut dari suatu Sumber Asal, akan tetapi Sumber-Asal (Q) itu sudah tidak dijumpai kini dan tidak dikenal sama sekali.

Sebaliknya Injil Yahya mempunyai cara sendiri di dalam mengisahkan kehidupan beserta missi dari Jesus itu. Baikpun urutan Kejadian maupun ragam peristiwa agak jauh berbeda dengan 3 Injil yang disebut Synoptic Gospels itu.

Perbedaan lainnya bahwa 3 lnjil yang pertama itu bercerita dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami, akan tetapi Injil Yahya telah dipenuhi oleh ungkapan-ungkapan filosofis.

Perbedaan lainnya yang sangat tajam sekali ialah mengenai lama missi yang dijalankan Jesus dalam wilayah Galelia dan wilayah Judea itu. 3 Injil pertama bercerita bahwa Jesus Kristus itu menjalankan missinya dalam masa satu kali Perayaan Paskah, lalu tertangkap pada masa perayaan Paskah itu di Jerusalem. Jadi, Jesus menjalankan missinya dalam tempo lebih kurang satu tahun saja.

Tetapi Injil Yahya bercerita bahwa Jesus Kristus itu menjalankan missinya dalam masa tiga kali Perayaan Paskah, dan terakhir ditangkap dalam Perayaan Paskah di Jerusalem. Jadi menurut Yahya, Jesus Kristus menjalankan missinya dalam tempo 3 tahun, bukan satu tahun seperti keterangan ketiga Injil yang tergolong Synoptic Gospels itu.

Keempat Injil itu disusun penulisnya di dalam bahasa Grika kuno (Yunani). Sedangkan Jesus Kristus lahir dan hidup dalam lingkungan masyarakat Yahudi di Palestina, yang dewasa itu berada di bawah kekuasaan imperium Roma, dan menjalankan missinya dalam lingkungan masyarakat Yahudi itu, yang dewasa itu cuma mengenal dan mempergunakan bahasa Arainik yaitu suatu dialek dari bahasa Ibrani (Yahudi).

Nazarenes dan Christians
Pengikut Jesus yang pertama sekali terdiri atas kelompok-kelompok Yahudi dalam wilayah Galelia maupun Judea, yang oleh kalangan Sarjana-sarjana Bible (Biblical Sholan) disebut dengan Early Christians, yakni Orang kristen yang pertama sekali.

Pada masa hidup Jesus sendiri maupun masa berikutnya belum dikenal sebutan orang kristen (Christianis). Mereka itu cuma disebut oleh kalangan lainnya, terutama oleh pihak-pihak yang menantang Jesus, dengan sebutan Nazarenes. Yakni para pengikut Nazareth. Hal itu disebabkan Jesus sekalipun dilahirkan di Bethlehem, akan tetapi keluarganya menetap di kota-kecil Nazareth dalam wilayah Galelia.

Oleh sebab itulah para mukmin pertama itu disebut pihak lawannya dengan pengikut orang Nazareth atau Nazarenes. Dari sebutan Nazarenes itulah lahir sebutan Nashara dalam bahasa Arab dan sebutan Nasrani dalam bahasa Indonesia.

Sedangkan sebutan Christians (Kristen) baru muncul pada masa belakangan, jauh sepeninggal Jesus. Sebutan itu bermula lahir di kota besar Antiokia di Syria Utara, sewaktu Barnabas dan Paulus menjalankan missinya di kota besar itu, yang mempunyai kedudukan sebagai ibukota imperium Roma untuk wilayah belahan Timur.

Disebabkan Barnabas dan Paulus di dalam missinya tidak henti-hentinya menyatakan dan menegaskan bahwa Jesus itu adalah Christos (AI-masih) maka orang sekitarnya memanggilkan mereka itu dengan para pengikut Kristus (Christians). Dari situlah lahir sebutan Orang kristen di dalam bahasa Indonesia.

Jesus wafat, menurut A. Powell Davies di dalam The First Christian cetakan 1957 halaman 13, sekitar tahun 29 Masehi. Pendapat itu dikukuhkan oleh Hugh J. Schonfield dalam The Authentic New Testament cetakan 1958 halaman XIV.

Sedangkan peristiwa pada kota-besar Antiokia itu terjadi, menurut Hugh J. Schonfield, sekitar tahun 46-48 masehi. Jadi Iebih kurang dua puluh tahun sepeninggal Jesus barulah muncuI sebutan Christians (orang Kristen).

Early Christians & Gentile Christians
Pada akhirnya pecah sengketa sengit antara Barnabas dengan Paulus pada kota-kota besar Antiokia itu (Kisah Rasul-Rasul, 15 :39), dan juga Peteros dengan Paulus pada kota-besar Antiokia itu ia, 2: 11-21 ). Inti pokok yang menyebabkan sengketa itu tidak pernah dijelaskan di dalam Kisah Rasul-Rasul, akan tetapi hal itu akan dicoba dijelaskan dalam uraian berikut.

Karena sengketa sengit itu Paulus bersama Silas meninggalkan kota-besar Antiokia untuk selama-lamanya (Kisah Rasul-Rasul, 15:40-41) menuju Asia Kecil dan Makedonia dan semenanjung Achaia (Grika) guna mengembangkan ajarannya dalam lingkungan orang Grika dan mereka itulah yang disebut dengan Gentile Christians (Orang kristen Asing).

Sebutan itu lahir dalam dunia kristen untuk membedakan kelompok Pengikut yang Baru itu dengan Kristen Petama, Early Christians, yakni para pengikut Jesus Kristus yang mula-mula dalam lingkungan masyarakat Yahudi di Palestina, yang disebut dengan Nazarenes itu.

Para pengikut yang pertama diyakini telah musnah sebagian besarnya pada masa pemberontakan total bangsa Yahudi di Palestina terhadap penindasan imperium Roma, yang berlangsung sepuluh tahun lamanya, yaitu antara tahun 65 sampai 75 masehi. Legiun X dari pihak Roma melakukan pembunuhan-pembunuhan massal (massacre) pada perkampungan-perkampungan Yahudi di seluruh Palestina, kecuali yang sempat melarikan diri ke lembah Mesopotamia dan Arabia Selatan dan berbagai wilayah lainnya.

Sewaktu Panglima Titus pada tahun 70 masehi berhasil merebut dan menguasai benteng pertahanan terakhir dari pihak Yahudi, yaitu Kota Suci Jerusalem, maka berlangsung pembunuhan massal lagi. Panglima Titus bertindak menghancurkan Bait Allah di atas bukit Zion, yakni Bait Allah yang terkenal megah dan agung itu, yang pada masa dulu bermula dibangun oleh Nabi Sulaiman dan dikenal dengan Kuil Sulaiman (Solomon’s Temple).

Panglima Titus mengumumkan wilayah Jerusalem dan sekitarnya dikuasai kini oleh pihak imperium Roma dan wilayah tersebut diberi nama dengan Aeliae Capitolae. Semenjak tahun 70 masehi itu setiap orang Yahudi tidak di izinkan memasuki wilayah Aelice Capitolae itu.

Semenjak pemberontakan total yang gagal itulah dikenal dalam sejarah bangsa Yahudi dengan Great Diaspora, yakni masa memencar tanpa tanah air. Pada masa yang sangat tragis itu diyakini kelompok-kelompok pengikut Jesus yang pertama-tama (Early Christians) ikut musnah. Kecuali kelompok kecil yang sempat meliputkan dirinya ke kota Pella di seberang sungai Jordan, yang pada masa belakangan dikenal dengan sekte Ebionites yang mempunyai Injil sendiri yang dikenal dalam sejarah dengan Ebionite Gospel (Injil Ebionites), yang isinya jauh berbeda dengan Injil-Injil yang menjadi pegangan dunia kristen pada masa berikutnya dan kini.

Karena kelompok yang pertama-tama dapat dikatakan telah musnah pada masa pemberontakan itu maka berkembanglah kelompok pengikut yang baru, dibawah ajaran Paulus, yaitu Gentile Christians (Orang Kristen Asing).